Ini hanya soal perspektif mana yang lebih kita kedepankan.
Hubungan dengan asas kebebasan
Ada yang berfikir, hubungan adalah sebuah kepercayaan. Hidup ga melulu tentang pasangan. Social life balance men.
Ga selamanya temenan, jalan berdua itu akan ada apa-apa. Tergantung gimana orangnya. Asal tau batasannya, tau dimana hatinya.
Mungkin yang bias adalah, seberapa jauh batasan aku, kamu, dan dia? Seperti apa definisi batasan aku dan kamu? Mungkin itu yang akhirnya menjadi perbedaan dan tidak jarang jadi perdebatan.
Tapi jangan lupa, awal dari kita adalah terbiasa. Awal dari kita adalah teman biasa. Awal mula kita adalah yang saling terbuka.
Seberapa kuat kamu? Silakan nilai sendiri.
Kalau kamu tau bahwa kamu kuat dalam menjaga hati silakan, dan kalau kamu kuat bila ada kemungkinan di tinggalkan, dipersilakan.
Sejujurnya kalau kamu terbiasa untuk melakukan hal-hal yang cenderung sama dengan temanmu. Apa bedanya dengan pasanganmu? Karena status menjadi tidak perlu dalam hubungn itu. Jadikan saja dia temanmu, tanpa menyakiti siapapun.
Hubungan dengan asas penjagaan
Ada yang berfikir, hubungan adalah sebuah komitmen itu sendiri. Cenderung lebih membatasi ruang gerak pasangannya. Mungkin sejujurnya kamu ga tega, tapi hatimu memaksa untuk menjaga dengan cara berbeda.
Tidak ingin justru moment si dia tercipta dengan orang lain? Tidak ingin tawa dan suka cita si dia justru disampaikan kepada orang lain? Sehingga merasa tidak ada, atau merasa tidak berguna dalam kebersamaan kalian. Ingin diandalkan dan selalu menjadi pilihan pertamanya.
Atau justru karena kamu ingin menjaga pasanganmu, dari kesalahan yang mungkin terjadi. Karena kamu tau, bagaimana dia, seberapa kuat hatinya, terhadap orang lain yang mungkin saja masuk diantara kalian.
Tapi jangan lupa, caramu sama seperti pribahasa dalam menggenggam pasir. Dia akan semakin cari cara untuk bernafas bahkan mungkin lari karena merasa terbatasi dan justru mencari jalan keluar dengan orang lain. Tapi kalau siap, ya silakan.
Semua orang punya pilihan dan sudut pandang yang dikedepankan, makanya tindakannya berbeda-beda. Salah benar itu nggak mutlak ada.
Atau kamu bisa coba diantaranya, karena
Keduanya itu perlu, kalau menurut aku. Ada kalanya protektif, dan ada kalanya pro aktif. Asal jangan posesif~
Gada salahnya kamu jelaskan definisi batasan kamu, dan dengarkan definisi batasan versi dia. Sampaikan alasan kamu mempersepsikan dan menerapkan batasan itu. Komunikasiin pengecualian yang menggambarkan toleransi kamu.
Bebaskan dia, jalan dan bergaul dengan siapa aja. Kalau ga tau orangnya ya sempetin sekedar kenalan dulu saat anter atau jemput pasangan kamu.
Pastikan gada celah yang mungkin terjadi diantara kalian (kelewatan satu nama temen atau lingkungan si dia). Jangan tunjukin kalo kalian punya feeling mana kawan mana lawan! Dengerin cerita dia tentang temen-temennya, biar kamu tau situasi dari hubungan pertemanan mereka. Biar ga salah kasih tindakan perlindungan.
Pastikan kamu tau! Karena posesif adalah sebuah bentuk ketakutan, dan ketakutan adalah bentuk dari ketidaktahuan.